PALU- Berdiri kokoh di pinggiran jalan Ponegoro Kota Palu, gedung dua lantai bekas Universitas swasta itu, terlihat uzur dimakan usia.
Masuk melalui pintu utama, nampak 2 Jurnalis asyik ngobrol di lantai dua teras kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu, Kamis (21/12/2023).
Derap langkah kaki meniti tangga demi tangga menuju lantai dua Kantor BNN Kota Palu, terkungkung deru kendaraan yang melintas di tempat tersebut. Maklum pagi hari itu merupakan waktu masyarakat lagi sibuk-sibuknya beraktifitas
Tiba di lantai dua, kegiatan pres release akhir tahun BNN Kota Palu yang direncanakan pada pukul 9 WITA, rupanya belum dimulai.
Deretan kursi plastik berwarna biru belum terisi. Hanya terlihat di dalam ruang lantai dua beberapa pegawai BNN Kota Palu, berkutat dengan absensi para kuli tinta yang akan hadir pada kegiatan tersebut.
Usai melakukan registrasi, jurnalis Kota Palu nimbrung berceloteh ngalor ngidul di teras ruangan lantai dua sambil menunggu rekan lainnya.
Sepeminum teh kemudian (meminjam istilah dunia persilatan), dari dalam ruangan lantai dua muncul sesosok pria menggunakan batik berwana kuning muda, menyapa hangat para pemburu berita.
Ialah Kepala BNN Kota Palu, AKBP Baharudin. Pria ramah itu akhirnya turut bercengkrama bersama pagi hari itu.
Tak lama berselang, satu persatu wartawan yang sebelumnya telah mendapatkan undangan melalui via what’s app, akhirnya tiba di lokasi kegiatan.
Dalam sesi tanya jawab, Redaktur Koran Mercusuar, Imam mempertanyakan peredaran narkotika (ganja) dalam bentuk cair (Liquid) yang sebelumnya telah dipaparkan oleh Kepala BNN Kota Palu.
Sambil menggenggam erat mic, Baharudin menjelaskan bahwa peredaran narkotika (ganja) berbentuk cair di Kota Palu, telah berlangsung sejak 3 tahun lalu.
Dimana narkotika cair itu, menyasar warga yang belum pernah menggunakan barang haram tersebut.
“Narkotika jenis cair ini menyasar mereka yang bukan pengguna narkoba. Melalui wadah rokok elektrik atau Vape,” jelas Baharudin dengan sorot mata tajam.
Disamping itu, narkoba jenis sabu dalam bentuk cair juga sudah beredar luas di masyarakat. Namun untuk Kota Palu sendiri belum ditemukan.
Lebih mengkhawitkan lagi lanjut Baharudin, bahwa varian narkotika yang telah merambah Bumi Persada, disinyalir sebanyak 78 jenis.
Olehnya, ia mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan cairan liquit Vape, agar meningkatkan kewaspadaannya. Sebab, tidak menutup kemungkinan hal itu telah terkontaminasi dengan ganja maupun sabu dalam bentuk cair.
Pertanyaan berikutnya dilayangkan wartawati media Ini Palu.com, Isti. Ibu muda dengan ciri khas menggunakan kacamata minus itu menyoal grafik tinggi rendahnya penyalahgunaan narkoba pada tahun 2023.
“Apakah tingkat penyalahgunaan narkoba di Kota Palu pada tahun ini meningkat atau mengalami penurunan,” ungkap Isti dengan intonasi suara penuh ketenangan.
Sambil tersenyum, Kepala BNN Kota Palu mengaku sangat menantikan pertanyaan yang dilontarkan oleh Isti tersebut.
Dengan wajah penuh keceriaan, ia menyebut bahwa para tahun 2019, angka prevelensi tinggi. Kemudian mengalami peningkatan sebanyak 0,5 persen pada tahun 2021.
Pada bulan oktober tahun 2023, angka prevelensi di Kota Palu mengalami penurunan dari 3,3 persen menjadi 2 persen.
Dalam pemaparan sebelumnya, Kepala BNN Kota Palu menyebut bahwa anggaran yang diberikan kepada pihaknya, untuk kegiatan penindakan penyalahgunaan narkoba dalam kurun waktu satu tahun, hanya senilai Rp 50 juta. Dengan target 1 Laporan Kejadian Narkotika (LKN).
Namun katanya, dalam tahun 2023, pihaknya telah melampaui target sebanyak 3 LKN dari anggaran yang dialokasikan.
Dimana jumlah tersangka sebanyak 3 orang, barang bukti 70,43 gram sabu, ganja 1 kilogram, Ganjar cair (sintesis) sebanyak dua botol. Untuk pelaku pengedar ganja sintetis masih dalam tahap pencarian.
Lebih jauh, pihaknya telah melakukan tes urine. Diantaranya ASN sebanyak 349 orang. Dengan jumlah positif narkoba 1 orang.
Kemudian pegawai swasta sebanyak 302 orang. Positif menggunakan narkoba sebanyak 15 orang.
Selanjutnya lingkungan masyarakat sebanyak 31 orang. Jumlah positif narkoba sebanyak 8 orang.
Tes urine di lingkungan pendidikan sebanyak 684 siswa. Dengan jumlah terpapar narkoba sebanyak 7 orang.
Total tes urine yang dilaksanakan oleh BNN Kota Palu pada tahun 2023, sebanyak 1.441 orang.
Pelaksanaan tes urine sebut Kepala BNN Kota Palu, berdasarkan Permendagri Nomor 12. Dimana dalam kegiatannya, dilakukan dua kali dalam kurun waktu satu tahun. Namun kurangnya anggaran, pihaknya hanya menggelar sekali dalam setahun.
Olehnya, ia berharap Pemerintah Kota Palu kedepannya, bisa menambah jumlah bantuan alat untuk tes urine. Diharapkan bisa menjangkau lebih banyak lagi masyarakat. Khususnya pada lingkungan pendidikan.
Berdasarkan pres rilis akhir tahun oleh BNN Kota Palu, diketahui bahwa angka prevelensi penyalahgunaan narkoba tahun 2023, mengalami penurunan.
Selain itu, para ahli hisap pengguna Vape lebih meningkatkan kewaspadaan dengan beredarnya narkotika jenis ganja dalam bentuk cair.
Semoga peredaran maupun angka penyalahgunaan narkoba di Bumi Tadulako, khususnya Kota Palu, bisa ditekan hingga titik terendah.
Tentu saja hal itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan sinergitas semua pihak dalam mengentaskan polemik tersebut.**(FN)