Cuaca Ekstrim, Pilot Paralayang Mendarat di Semak Belukar

PALU- Sejauh mata memandang, samar terlihat sejumlah parasut menjuntai di angkasa.

Perlahan, sejumlah pilot Paralayang mulai menghampiri titik pendaratan yang merupakan lapangan Sepakbola Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi Kota Palu.
Mentari pagi ini, Minggu (19/11/2023) sangat menyengat.

Nampak beberapa unit mobil ambulans Dinas Kesehatan Kota Palu, BPBD dan Damkarmat, bersiaga di lokasi pendaratan Paralayang.
Take off dari bukit Salena, mayoritas peserta lomba berhasil lending di titik koordinat yang telah ditandai lingkaran berwarna putih.

Namun, beberapa diantaranya tidak berhasil mendarat di koordinat. Malah parasutnya mendarat di semak belukar hingga atap bangunan yang berjarak cukup jauh dari titik pendaratan.

Personil BPBD maupun Dinas Kesehatan pada hari itu, bekerja ekstra untuk mengevakuasi Gilder yang mendarat darurat.

Menurut keterangan personil BPBD Palu, hari ini pihaknya telah menjemput 4 pilot Paralayang yang lending di semak hingga atap bangunan.

Sementara seorang Gilder wanita harus dijemput mobil Ambulance di Desa Balane, Kabupaten Sigi dan dilarikan ke Rumah Sakit Anutapura Palu.
Amatan media ini, sekurangnya 10 pilot Paralayang mendarat di luar koordinat yang telah ditentukan panitia.

Cuaca Ekstrim

Dari pantauan di lokasi Paralayang, terdapat beberapa Gilder yang masih belia. Satu diantaranya mencuri perhatian media ini.

Bukan semata-mata karena kecantikannya. Namun lebih dari bagaimana perjuangannya bergelut dengan ekstrimnya angin di titik pendaratan.
Sekitar pukul 11.14 WITA, sebuah sebuah parasut kombinasi warna kuning, merah dan biru terombang-ambing di ketinggian 100 meter.

Sang pilot nampak berjibaku menantang kencangnya angin. Dengan cekatan memainkan tali parasutnya, berusaha menapak di spot pendaratan.

Namun sayang beribu sayang, kaki jenjangnya mendarat kurang lebih 15 meter dari titik koordinat yang telah ditentukan oleh panitia.

Dengan senyum kecut, dara cantik berhidung mancung itu mulai mengemas parasut dan berjalan gontai menuju stand panitia. Namanya Naswa. Gadis cantik berusia 19 tahun ini berasal dari Provinsi Jawa Tengah.

Menggunakan jersey lengan panjang berwarna putih kombinasi biru dan hijab hitam, terlihat sangat kontras dengan kulit putihnya.

Sambil tersenyum Naswa mengaku dirinya gagal mencapai titik pendaratan, disebabkan kencangnya angin dilokasi tersebut.

“Nggak mau nyalahin angin jug sih ! Kami juga tadi sudah diimbau untuk buang ketinggian ke arah Utara. Namun ya faktor anginnya kencang, akhirnya nggak sampai di titik pendaratan. Dalam hal ini juga faktor pilot juga,” ucapnya sambil tertawa.

Naswa menggeluti dunia Paralayang sejak tahun 2021 silam dan telah beberapa kali mengikuti even.

Sementara, salah satu rekan seprofesi Naswa yang juga berparas menawan ikut berkomentar bahwa faktor angin sangat berpengaruh terhadap even pada hari ini.
“Diluar nalar ini pak,” ujarnya dengan tersenyum.

Tepak pukul 12.45 WITA, kegiatan Paralayang dihentikan sejenak. Jika cuaca bersahabat, pertandingan rencananya akan dilanjutkan kembali pada sore hari.**(FN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *