PALU- Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE, melangsungkan peletakan batu pertama pembangunan Pusat Pendidikan Al-Qur’an Al-Wahdah, Rabu (3/7/2024).
Prosesi peletakan batu pertama, diadakan di Jalan Thalua Konchi, Lorong Nelayan, Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh DPW Wahdah Islamiyah Provinsi Sulawesi Tengah, dihadiri oleh berbagai Unsur Forkopimda Kota Palu.
Dalam sambutannya, wali kota menandaskan bahwa pembangunan Pusat Pendidikan Al-Qur’an Al-Wahdah, merupakan sebuah ladang pahala yang kekal.
Hal itu merujuk pada sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa ketika manusia meninggal, semua amalnya akan terputus kecuali tiga hal, salah satunya adalah amal jariyah.
“Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita iri kepada pemberi wakaf tanah untuk pembangunan pusat pendidikan Al-Qur’an ini,” ujar wali kota.
Wali kota menyatakan komitmen Pemerintah Kota Palu untuk memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan pusat pendidikan ini, termasuk bantuan pribadinya.
“Pemerintah Kota Palu sangat positif menyambut kehadiran pusat pendidikan ini dan berkomitmen akan memberikan dukungan seoptimal mungkin. Secara pribadipun juga nanti saya akan berikan bantuan,” ungkap wali kota.
Hadianto meyakini bahwa organisasi kemasyarakatan Wahdah Islamiyah akan terus berkembang dan maju di masa depan. Menurutnya, ketika kita berniat baik untuk membantu jalan-jalan kebaikan, maka Allah SWT akan menyempurnakan dan melancarkannya.
“Niat baik ini InsyaAllah akan berjalan dengan baik. Sekali lagi Pemerintah Kota Palu akan memberikan dukungan yang baik. Apalagi ini selaras dengan upaya pemerintah,” kata wali kota.
Lebih lanjut, wali kota menyinggung mengenai keprihatinannya terhadap maraknya kenakalan remaja. Hal ini menjadi salah satu fokus perhatian utama pemerintah.
Oleh karena itu, jelas wali kota, setiap hari Jumat di pekan berjalan, Pemerintah Kota Palu mengadakan program penguatan Imtaq atau Iman dan Taqwa bagi anak-anak didik.
“Hari Jumat merupakan hari dimana anak-anak fokus terhadap penguatan keagamaan,” ungkap wali kota.
Wali kota mengakui bahwa program ini masih belum optimal di tahun sebelumnya, dan di tahun 2024 ini pun belum mencapai 100%. Upaya penguatan terus dilakukan agar program ini berjalan dengan maksimal.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam program ini adalah kurangnya pengajar. Oleh karena itu, wali kota berharap organisasi-organisasi Keislaman maupun lembaga-lembaga pendidikan dapat saling bersinergi dan memperkuat upaya ini.
“Sehingga bisa berjalan optimal,” tutup wali kota.**