KAREBA SULTENG, PALU- Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, menerima audiensi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Andi Kamal Lembah, bersama tim Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di ruang kerja Gubernur, Jumat (12/9/2025).
Pertemuan ini membahas rencana besar pengembangan kawasan megalitik serta penguatan peran Museum Sulawesi Tengah sebagai pusat edukasi dan destinasi wisata budaya.
Dalam audiensi tersebut, Andi Kamal menegaskan bahwa peninggalan budaya di Sulawesi Tengah, termasuk situs-situs megalitik yang tersebar di Poso, Morowali, Morowali Utara, Banggai hingga Kepulauan Togean, merupakan salah satu pusat peradaban tertua di dunia.
Berbagai penelitian geologi, arkeologi, hingga DNA telah menunjukkan bahwa jejak budaya di kawasan ini memiliki keterkaitan dengan migrasi masyarakat hingga ke Guam dan Kepulauan Mariana.
“Peninggalan megalitik Sulawesi Tengah terbukti lebih tua dibandingkan situs sejenis di negara lain. Ini menjadi bukti bahwa daerah kita adalah salah satu pusat peradaban dunia,” ungkapnya.
Gubernur juga mendorong, tim teknis Kemendikbudristek bersama Dinas Kebudayaan tengah menyiapkan dokumen perencanaan pengembangan kawasan wisata budaya berbasis kebudayaan untuk periode 2026–2029. Salah satu langkah strategis adalah penetapan kawasan khusus seluas 100–200 hektare yang akan dikelola bersama pemerintah daerah dan masyarakat adat.
Kawasan ini akan dikembangkan secara terpadu dengan infrastruktur pendukung, sehingga tidak hanya menjadi pusat pelestarian, tetapi juga destinasi wisata unggulan Sulawesi Tengah.
Selain itu, Museum Sulawesi Tengah juga akan diperkuat perannya sebagai pusat pengetahuan dan wisata budaya. Saat ini museum menyimpan lebih dari 7.500 koleksi, mulai dari etnografi, arkeologi, hingga tradisi prasejarah seperti pembuatan kulit kayu berusia 4.500 tahun dan gerabah kubur yang disebut terbesar di Indonesia.
Museum akan dikemas lebih modern dengan teknologi digital, fasilitas videotron, dan tata pamer yang menarik, sehingga tidak lagi dianggap menakutkan, tetapi ramah bagi wisatawan. Pada September ini, museum dijadwalkan menerima kunjungan 165 wisatawan mancanegara.
Gubernur Anwar Hafid menyambut baik rencana tersebut dan menegaskan dukungannya agar Sulawesi Tengah dapat menempatkan warisan megalitiknya sebagai Warisan Dunia UNESCO pada 2028.
“Ini pekerjaan besar, tapi dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, pusat, akademisi, dan masyarakat adat, kita bisa menjadikan Sulawesi Tengah sebagai pusat peradaban yang diakui dunia,” tegas Gubernur.
Rencana strategis ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui program Berani Harmoni dan Berani Cerdas, yang menempatkan kebudayaan sebagai fondasi pembangunan daerah.**