KAREBA SULTENG, PALU- Demontrasi Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Kota Palu menggugat yang berlangsung di Kantor DPRD Sulteng, Senin (25/8/2025) diwarnai kericuhan.
Berdasarkan pantauan media Kareba Sulteng.com di lapangan, kericuhan bermula saat mahasiswa mendobrak pintu gerbang masuk ke kantor DPRD Sulteng. Namun pintu pagar yang terbuat dari besi tersebut, cukup kokoh untuk ditembus.
Akhirnya sejumlah mahasiswa melampiaskan kekesalannya dengan merobohkan pagar yang ada di depan halaman kantor DPRD Sulteng.
Aksi anarkis tersebut, buntut dari penolakan dari aparat kepolisian terhadap permintaan mahasiswa untuk diberikan akses sepenuhnya masuk ke kantor DPRD.
“Kami meminta agar semua mahasiswa yang hadir disini diizinkan untuk masuk ke kantor DPRD Sulteng. Kami juga menuntut agar Wali Kota Palu hadir di tempat ini, untuk menjelaskan perihal kenaikan PBB dan pajak 10 persen,” teriak orator.
Melihat situasi semakin memanas, akhirnya mobil water canon mulai menyemprotkan air kepada pendemo yang berada di pintu pagar besi. Hal itu membuat mahasiswa kocar-kacir menjauh dari lokasi.
Namun dari arah utara, tepatnya pintu keluar kantor DPRD Palu, sejumlah aparat kepolisian berusaha menghalau para mahasiswa. Sehingga terjadi aksi kejar-kejaran di seputaran jalan yang berada tepat di depan kantor DPRD Sulteng.
Aksi demontrasi dihentikan sejenak saat azan Zuhur berkumandang dari Masjid yang berada di kompleks kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Setelah beristirahat kurang lebih satu jam, ratusan mahasiswa kembali menempati posisi di depan pintu masuk ke halaman kantor DPRD Sulteng.
Suasana kembali ricuh, karena permintaan mereka untuk masuk ke kantor DPRD Sulteng tidak dipenuhi
Tidak lama kemudian, mobil water canon kembali memuntahkan air dari dalam halaman kantor DPRD Sulteng. Bersamaan dengan itu, dari arah pintu keluar kantor wakil rakyat tesebut, pasukan anti huru-hara dari kesatuan Brimob membentuk formasi untuk menghalau para demonstrasi.
Situasi semakin memanas saat mobil Brimob Polda Sulteng berusaha menerobos dan menghalau para demonstran. Akan tetapi, mahasiswa membuat pagar betis untuk menahan roda kendaraan tersebut. Sehingga aksi dorong antara kedua belah pihakpun tak bisa dihindarkan.
Setelah aksi dorong, aparat kepolisian sedikit demi sedikit berhasil mengahalau para demonstran baik yang berada di sebelah utara maupun selatan. Sempat terjadi aksi pelemparan kembang api dari pihak mahasiswa.
Menjelang azan Magrib, mahasiswa pun semakin jauh dihalau aparat kepolisian yang diiringi guyuran hujan. Dari aksi demontrasi tersebut, tiga orang aparat kepolisian dan seorang mahasiswa terluka.
Untuk diketahui, ada beberapa tuntutan para mahasiswa dalam demontrasi tersebut. Diantaranya
membatalkan kebijakan PBB-P2, evaluasi pajak 10 persen untuk warung-warung makan.
Kemudian menolak RKUHP, bubarkan DPR, evaluasi seluruh tambang di Sulteng, evaluasi alih fungsi lahan di pertambangan, segera mengesahkan RUU perampasan aset, menolak penulisan ulang sejarah Indonesia.
Menagih 19 juta janji lapangan pekerjaan, jaminan sosial untuk perempuan dan anak, naikan gaji buruh, dan mengevaluasi program MBG.**(FN)