PALU- Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, SE geram dengan pengusaha tambang Galian C di wilayahnya.
Ia kesal karena pengusaha tambang tidak menepati komitmen untuk memperbaiki jalan rusak dan mengatasi polusi udara yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan.
Dalam pertemuan yang diadakan pada Senin (1/7/2024), Hadianto Rasyid mengungkapkan kekesalannya atas sikap pengusaha tambang yang tidak mengindahkan komitmen yang telah disepakati sejak tahun 2022.
“Sudah saya kasih waktu satu tahun untuk kemudian diperhatikan hal ini, tapi teman-teman tambang tidak lakukan itu,” ujar Hadianto.
Ia pun memberikan ultimatum kepada pengusaha tambang. Jika dalam waktu tiga bulan ke depan mereka tidak menyelesaikan masalah jalan rusak dan polusi udara, Hadianto mengancam akan menghentikan seluruh aktivitas penambangan.
“Kalau dalam waktu tiga bulan tidak diselesaikan, maka seluruh aktivitas pemerintah sekaitan dengan pengukuran pertambangan, itu hentikan. Maka, itu akan jadi dasar pihak Syahbandar dan lainnnya tidak akan melakukan izin pelayaran,” tegasnya.
Hadianto juga menegaskan bahwa ia tidak takut kehilangan pendapatan dari sektor tambang. Ia lebih memprioritaskan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Jangan mentang-mentang Pemerintah Kota Palu diam-diam saja urusan ini, bapak-bapak tidak memperhatikan,” tegasnya.
Selain masalah jalan rusak dan polusi udara, Hadianto juga menyoroti dampak lain dari aktivitas penambangan, seperti kerusakan sumber air bersih dan potensi longsor. Ia meminta pengusaha tambang untuk memperhatikan semua aspek dan tidak hanya fokus pada keuntungan semata.
“Jangan sampai komiu ba keruk-keruk, komiu tidak pikir. Masih ada pemukiman yang ada di bawah. Jangan komiu tidak memperhatikan hal-hal lain seperti air bersih. Jangan. Kalau tidak diperhatikan yang susah siapa. Kalau kita mau berusaha dengan tenang, kita juga harus memperhatikan hal-hal yang menjadi kewajiban kita,” pesannya.
Pertemuan antara Wali Kota Palu dan pengusaha tambang, akan dilanjutkan pada Rabu (3/7/2024) dengan menghadirkan masing-masing direktur perusahaan tambang.
Hadianto menegaskan bahwa ia ingin bertemu langsung dengan direktur untuk memastikan keseriusan mereka dalam menyelesaikan masalah ini.**