PALU- Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK.,M.Kes., memaparkan strategi kunci dalam penurunan angka stunting di Kota Palu kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, pada kunjungannya di Puskesmas Angkasa, Kelurahan Birobuli Utara, Kota Palu, Jumat (14/6/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Menko PMK turut menyaksikan pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting bersama Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Sulawesi Tengah, Fahrudin D. Yambas.
Menurut Wawali, pendekatan kearifan lokal “Nosiala Pale” menjadi kunci utama dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Palu.
“Nosiala Pale”, yang dalam bahasa Kaili berarti “saling membantu tanpa memandang perbedaan sosial dan ekonomi”, telah menjadi semangat gotong royong dan kerja sama masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan, termasuk stunting.
Berkat “Nosiala Pale” dan berbagai upaya lainnya, Kota Palu berhasil menurunkan angka stunting hingga 2,6 persen pada tahun 2023. Pencapaian ini diapresiasi langsung oleh Menko PMK Muhadjir Effendy.
“Meskipun angka stunting di Kota Palu tergolong rendah, namun masih ada ruang untuk terus diturunkan,” ujar Menko.
Melalui Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting ini, diharapkan upaya penurunan angka stunting di Kota Palu dapat semakin optimal.
Menko PMK menambahkan bahwa Presiden telah menugaskannya untuk memastikan penurunan angka stunting nasional mencapai 14 persen pada tahun 2024. “Oleh karena itu, kita semua harus bekerja keras,” tegasnya.
Kunjungan Menko PMK dan Wawali Reny ke Puskesmas Angkasa, menjadi bukti komitmen kuat pemerintah pusat dan daerah dalam memerangi stunting.
Dengan semangat “Nosiala Pale” dan kerja sama semua pihak, diharapkan target penurunan angka stunting di Kota Palu dan nasional dapat tercapai.**