DAERAH  

Gubernur Sulteng Dorong Dekranasda Untuk Mengelola Industri Kerajinan Secara Profesional 

Rapat pengurus Dekranasda Sulteng/foto: Res

KAREBA SULTENG, PALU- Gubernur Sulawesi Tengah sekaligus Dewan Pembina Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Tengah menghadiri Rapat Pengurus Dekranasda Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2025 yang mengangkat tema Sinergi, Kolaborasi, dan Akselerasi Pengembangan Industri Kerajinan di Sulawesi Tengah.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Tengah, Sry Nirwanti Bahasoan, dan berlangsung di Hotel Sutan Raja Palu, Sabtu (20/12/2025).

Dalam arahannya, Gubernur Sulawesi Tengah menegaskan perlunya perubahan pola kerja Dekranasda agar pengembangan industri kerajinan tidak lagi bersifat seremonial, tetapi mampu memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan para perajin.

“Kalau Dekranasda mau maju, pola kerjanya harus kita ubah. Kita tidak bisa lagi bekerja dengan cara lama. Pengelolaan industri kerajinan harus profesional dan berbasis perencanaan yang jelas. Tujuan kita bukan sekadar pameran atau kebanggaan simbolik, tetapi bagaimana kerajinan ini memiliki nilai ekonomi dan benar-benar menghidupkan UMKM serta para perajin,” tegas Gubernur.

Gubernur juga mendorong agar Dekranasda Provinsi Sulawesi Tengah didukung oleh tenaga ahli atau konsultan yang mampu menyusun roadmap pengembangan kerajinan dari hulu hingga hilir, mulai dari proses produksi, penguatan kualitas produk, hingga pemasaran yang berorientasi pasar.

“Dekranasda perlu didukung konsultan yang bisa melihat potensi, memiliki jejaring, dan mampu menyusun perencanaan lima tahunan yang terukur. Tanpa perencanaan yang matang dan profesional, industri kecil tidak akan berkembang besar. Ini bukan soal pasar semata, tetapi bagaimana kita menyiapkan produk yang siap dan layak dijual,” ujarnya.

Menurut Gubernur, Dekranasda memiliki kekuatan besar sebagai lembaga formal yang berdampingan dengan pemerintah. Dengan dukungan kebijakan daerah, peluang pasar sebenarnya sangat terbuka, termasuk melalui sektor pendidikan, pariwisata, hingga kewajiban penggunaan produk bermotif khas daerah di fasilitas publik dan perhotelan.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Tengah, Sry Nirwanti Bahasoan, menyampaikan bahwa rapat pengurus ini menjadi pertemuan perdana setelah konsolidasi kepengurusan yang dilakukan pada 30 Juni 2025. Ia menilai pertemuan tersebut sebagai momentum penting untuk menyatukan langkah dan memperkuat kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam mendukung program prioritas pembangunan 2025–2030.

“Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antara Dekranasda dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya dalam pengembangan industri kerajinan unggulan yang berbasis pada potensi dan kearifan lokal,” ujar Sry Nirwanti Bahasoan.

Ia menambahkan, dengan sisa masa kepengurusan sekitar empat tahun, seluruh pengurus diharapkan dapat bekerja lebih fokus, solid, dan terkoordinasi dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab organisasi. Koordinasi lintas bidang dinilai penting untuk merumuskan program kerja yang terarah dan berkelanjutan.

Sry Nirwanti Bahasoan juga menyoroti besarnya peluang pengembangan kerajinan daerah melalui sektor pariwisata. Ia mencontohkan kunjungannya ke sejumlah resort di wilayah Ampana yang dikelola investor asing, namun belum menampilkan produk kerajinan khas Sulawesi Tengah.

“Ini peluang besar yang harus kita ambil. Banyak pihak sebenarnya tertarik menggunakan kain khas daerah seperti batik bomba dan tenun Sulawesi Tengah, tetapi mereka belum tahu harus berkoordinasi dengan siapa. Di sinilah peran Dekranasda untuk menjembatani perajin dengan pasar,” jelasnya.

Ia berharap ke depan produk kerajinan Sulawesi Tengah tidak hanya ditampilkan dalam pameran, tetapi juga hadir dalam berbagai bentuk kreatif seperti cenderamata, perlengkapan hotel, hingga produk fesyen yang sesuai dengan karakter wisata daerah. Dengan pengelolaan yang tepat, Dekranasda diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berkelanjutan. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *