KAREBA SULTENG, PALU- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengusulkan pemasangan alat pemantau kualitas udara di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.
Hal itu terungkap saat audiensi BMKG bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, di ruang kerja gubernur, Kamis (17/7/2025).
Pertemuan ini membahas kondisi kualitas udara di wilayah industri, khususnya di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara, merespons perhatian Komisi V DPR RI.
Kepala Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) BMKG, Asep Firman Ilahi, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengukuran kualitas udara di lima titik lokasi, yakni tiga di Morowali dan dua di Morowali Utara.
Hasil pengamatan menunjukkan pentingnya pengawasan kualitas udara secara berkelanjutan di kawasan tersebut.
Sebagai langkah konkret, BMKG mengusulkan pemasangan alat pemantau kualitas udara otomatis di lima titik tersebut.
Alat tersebut beroperasi secara mandiri dan memungkinkan pengawasan udara secara real-time. Pemasangan alat hanya memerlukan shelter atau rumah pelindung sebagai tempat instalasi.
Sementara, Gubernur Anwar Hafid menyambut baik usulan tersebut. Ia pun mendorong agar pemasangan alat pemantau kualitas udara diperluas ke seluruh kawasan industri di Sulawesi Tengah.
Menurutnya, pemantauan lingkungan harus menjadi bagian dari kebijakan perlindungan masyarakat terhadap dampak aktivitas industri.
“Ini penting untuk menjaga kesehatan warga dan memastikan aktivitas industri tetap memperhatikan aspek lingkungan,”ujarnya.
Selain membahas isu pencemaran udara, BMKG juga melaporkan kondisi cuaca terkini di Kota Palu dan sekitarnya, sebagai bagian dari tugas pelayanan meteorologi kepada pemerintah daerah.
Audiensi ini menjadi langkah awal penguatan kolaborasi antara BMKG dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam memperkuat respons terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan daerah menghadapi dampak ekologis di masa mendatang.**