PALU- “Katakanlah: ”Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah SWT dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (QS. At-Taubah:24).
Goresan Kalam Ilahi di atas, menyiratkan kepada insan untuk mencintai Allah dan Rasulnya, melebihi dari kecintaan kepada mahluk lainnya.
Dan diantara 25 Nabi yang disebutkan dalam Al-Quran, terdapat salah seorang Rasul yang paling mulia.
Ialah Rasulullah Muhamad SAW. Waliullah penutup para Nabi tersebut, memiliki keutamaan yang tidak bisa dicapai seluruh mahluk lainnya. Beberapa ayat suci Alquran menegaskan hal tersebut. Diantaranya Qur’an surah Al-Azhab:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”.
Alquran surah At-Taubah ayat 128. “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin”.
Dalam perjalanannya menyebarkan agama Islam, Rasulullah Muhamad SAW memiliki beberapa peninggalan. Diantaranya janggut, rambut, terompah, keringat, tongkat, cawan minum, wadah minuman, siwak, cap telapak kaki, cap kaki unta, sorban, tanah kuburan, kiswat dan lain sebagainya.
Hingga kini, beberapa Artefak peninggalan Nabi Muhamad SAW masih bisa dijumpai melalui pameran-pameran yang ada di Indonesia.
Pameran Artefak Nabi Muhamad SAW dan sahabat di Kota Palu
Kupacu Sepeda Motor menyelinap di antara sisi kendaraan di depanku. Mencoba menepis sengatan mentari yang akhir-akhir ini betah menyinari Kota Palu.
Namun padatnya lalu-lintas, sontak menghalangi deru kuda besi yang kukendarai. Untunglah hembusan sang Bayu menjadi pelipur lara. Tujuanku kali ini, melihat secara langsung pameran Artefak Rasulullah Muhamad SAW.
Priitt ! Sumpritan seorang jukir wanita menghentikan putaran roda kendaraanku. Dengan wajah sendu, ia mununjuk area untuk parkir.
Berjarak sekurangnya 50 meter dari arah parkir, di depan terlihat tenda yang di bawahnya berjejer kursi plastik tersusun rapi. Dengan langkah gontai, kuarahkan kaki menuju tempat tersebut.
Saat menginjakan kaki di depan pintu masuk ke dalam pameran, nampak lelaki menggunakan baju gamis dan peci menyapa dengan suara lembut.
“Assalamualaikum pak ! Jika berkeinginan masuk ke dalam, mohon infaknya Rp.30 ribu saja,” sebut lelaki berjenggot tersebut.
Pengunjung juga wajib menanggalkan kasut maupun terompah untuk masuk ke dalam pameran Artefak.
Suasana di dalam stand pameran Artefak Nabi Muhamad SAW, sangat bersahaja. Ruang eks pembuatan SIM Polresta Palu tersebut, disulap sekharismatik mungkin.
Dinding ruangannya, disematkan perpaduan kain berwarna hijau dan putih. Sementara untuk lantainya, dibaluti karpet berwana Biru.
Berbusana ala padang pasir, panitia pameran menebar senyum keakraban kepada para pengunjung.
Di dalam ruang pameran, terpajang beberapa artefak peninggalan Waliullah penutup para Nabi. Diantaranya tongkat, bekas kaki, rambut, sorban, terompah, cemeti dan lain sebagainya.
Beberapa pengunjung dengan penuh keharuan, meraba dan mencium Artefak yang mayoritas dibungkus rapi menggunakan kaca persegi empat.
Lantunan musik bergenre rohani, mengalun syahdu memenuhi ruangan. Banyak diantara pengunjung meneteskan air mata. Bahkan beberapa diantaranya menangis sesenggukan sambil melafaskan kalimat ilahi.
Salah seorang pengunjung dengan balutan busana muslim, terlihat meneteskan air mata. Wajah cantiknya tak mampu membendung perasaan haru saat melihat Artefak peninggalan Nabi Muhamad SAW.
Tangannya meraih beberapa lembar tissu yang disediakan panitia, untuk menyeka air mata yang jatuh berderai membasahi pipi. Dari bibirnya terdengar lirih melafaskan sholawat kepada Nabi pembawa kitab suci Alquran.
Tak jauh dari pintu masuk pameran, seorang pria terlihat merekam tongkat Rasulullah dengan menggunakan ponselnya. Lambat laun, wajahnya mulai berubah. Raganya perlahan bergetar. Dengan langkah cepat sambil mengusap air mata, ia meninggalkan pengunjung lainnya menuju ruangan sebelah.
Entah mengapa bulu kuduk meremang. Segenap rasa membuncah di relung kalbu. Menahan keharuan yang amat sangat.
Berpindah ke ruang sebelah, terpajang beberapa Artefak yang juga merupakan peninggalan Nabi Muhamad SAW dan sahabat.
Menelisik Keaslian Artefak
Menurut salah seorang penjaga pameran, Rasyid, bahwa Artefak yang dipajang tersebut, telah melalui berbagai tahap penelitan dan telah memiliki sertifikat original.
Pria berbadan tambun itu menyebut bahwa semua artefak tersebut, dikumpulkan oleh Prof. Abdul Manan Bin Embong dari belahan dunia.
Abdul Manan merupakan seorang Arkeolog yang fokus meneliti Artefak Rasulullah Muhamad SAW.
“Semua Artefak yang dipamerkan ini original dan sudah melalui tahap pengujian. Diantaranya rambut, sorban, tapak kaki, tongkat dan beberapa item lainnya. Kegiatan pameran dibuka pada tanggal 24 September hingga 1 November 2023,” ungkapnya dengan wajah penuh khidmat.
Kegiatan pameran yang dilaksanakan di Kota Palu, diininsiasi oleh pihak Polresta dan beberapa organisasi lainnya.
Sebelumnya lanjut Rasyid, pihaknya telah menggelar pameran di seluruh pelosok negeri. Dengan tujuan mengembalikan, menghidupakan kecintaan masyarakat Indonesia kepada Rasulullah SAW.
Dengan adanya pameran Artefak, menyadarkan kita arti sebuah perjuangan Nabi Muhamad SAW dalam menyebarkan agama Islam ditengah-tengah tekanan dan penolakan dari sahabat dan handai taulannya.
Hal itu juga semakin meningkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah Muhamad SAW. Sebagai Nabi pembawa rahmat bagi alam semesta. Wallahualam bissawab.**(FN)