PALU- Dalam suasana perayaan HUT Kemerdekaan ke-78, masyarakat Kota Palu dikejutkan dengan bentrokan yang terjadi antara para pedagang pasar Manonda dan masyarakat adat, Sabtu (19/8/2023).
Beredar di grup what’s app dan media sosial adanya konflik yang terjadi di salah satu pasar tradisional yang ada di Kota Palu tersebut.
Olehnya, media ini berinisiatif untuk melakukan investigasi atas konflik sosial di pasar inpres Manonda Palu.
Setibanya di dalam pasar. Tepatnya di stand pedagang ikan, suasana nampak kondusif. Terlihat aparat kepolisian dan TNI melakukan penjagaan.
Disisi lain, para pedagang pasar Manonda mulai berkemas dan menutup lapaknya. Guna mengantisipasi adanya bentrokan susulan.
Tak berselang lama, keadaan terlihat menegang. Warga pedagang berlarian meninggalkan area pasar. Informasi beredar warga adat kembali turun untuk melakukan konfrontasi.
Media ini kemudian melakukan penelusuran pada bagian barat pasar Manonda yang katanya telah diduduki masyarakat adat.
Sesampainya di tujuan, terlihat konsentrasi massa yang berjejer di tengah jalan. Setelah dilakukan pengusutan, massa tersebut merupakan rombongan masyarakat adat bersama salah seorang tokoh Alkhairat Habib Rotan.
Dimana tujuan mereka untuk melakukan mediasi atas insiden yang terjadi. Kemudian massa diarahkan menuju kantor Kapolsek Palu Barat.
Berdasarkan informasi awal yang dihimpun media ini, bahwa bentrokan yang terjadi pada hari ini, dampak dari insiden kemarin antara pedagang dan salah seorang warga masyarakat adat bernama Ajiran.
Tak terima dengan hal itu, masyarakat adat turun untuk melakukan perhitungan. Olehnya, terjadilah insiden. Dimana menurut warga pasar Manonda, terjadi aksi penyerangan menggunakan senjata tajam, yang mengakibatkan pedagang berinisial Alimudin luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Terpisah, Kapolsek Palu Barat AKP Rustang ditemui di ruangannya menjelaskan bahwa kasus bentrok telah dilakukan mediasi antara Sekjen masyarakat adat Da’a bersama Habib Rotan dan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sulteng, Huzaema.
“Telah dilakukan mediasi antara masyarakat adat dan KKSS. Sehingga diharapkan kejadian ini tidak meluas dan bisa damai,” jelasnya.
Saat ini pihaknya telah mengantongi identitas nama-nama pelaku pembacokan terhadap korban Alimudin.
Sementara, pelaku penusukan menggunakan gunting terhadap Ajiran yang merupakan awal terjadinya bentrok, juga telah diketahui.
Menurut Kapolsek Palu Barat, kondisi korban senjata tajam (Alimudin) sebut Rustang, sudah sadar dan merespon semua pertanyaan.
Ia berharap agar media dalam melakukan pemberitaan untuk dapat menenangkan kedua belah pihak yang bertikai. Sehingga tidak terjadi konflik sosial yang berlarut.**(FN)